Sabtu, 12 Mei 2012

jalan cinta Ali-fatimah

Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”


Sahabat, tahu Ali Bin Abi Thalib? Siapa lagi kalau bukan sahabat Nabi yang luar biasa kejantanannya.  Ada rahasia terdalam Ali, yang tak ia kisahkan kepada siapapun. Fatimah, karib kecilnya, dan puteri tersayang dari Sang Nabi. Fatimah gadis yang sungguh memesona. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatannya dalam bekerja, hingga parasnya.
Ali tak tahu apakah ini cinta. Tapi, ia tersentak ketika mendengar kabar mengejutkan. Fathimah dilamar seoang lelaki yang paling akrab dan kedudukannya paling dekat dengan Nabi. Lelaki yang membela Islam, dan tak lain tak bukan lelai itu adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, Radhiyallahu’anhu. Sahabat pernah merasakan kan bagaimana rasanya hati yang telah patah? Hihi, mungkin seperti itulah yang dirasakan Ali. “Allah mengujiku rupanya.” Ucap batin Ali, ia merasa diuji karena ia berpikir, apalah ia jika dibandingkan Abu Bakar? Perjuangan Abu Bakar membela islam sangatlah luar biasa, banyak tokoh dan audagar ang masuk islam karena sentuhan Abu Bakar. Benak Ali juga berkata, ’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, kegalauan mungkin menimpa Ali, tapi etts?! Galaunya Ali itu berbeda daripada remaja sekarang yang patah hati lalu loncat gedung (?) Ali lalu berkata ”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.
Sahabat apa yang terjadi selanjutnya?! ternyata, lamaran Abu Bakar  ditolak! Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.
Ia adalah Umar Bin Al Khaththab, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fatimah. ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.


Ali bingung ternyata lamaran Umar juga ditolak XD lalu teman-teman Ansharnya menyarankan untuk Ali mencoba melamar putrinya Fatimah. “Aku?” ucap Ali
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”

”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”

”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.

Dan apa yang terjadi?! SubhanAllah lamaran Ali diterima!! J ’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.
Akhirnya Ali dan Fatimahpun menikah. Oiyaa ada setelah menikah berikut percakapan antara Fatimah dan Ali
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda ”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

waaaaaaa romantic sekaleee yaa.

Naah ibroh (hikmah) nya apa nih sahabat? Ali dan Fatimah masing masing menyimpan cinta, tapi mereka cukup saling mencintai dalam diam mereka, dan biar Allah lah yang mengetahuinya, hingga sampai akhirnya cinta dalam diam mereka membawa mereka ke dalam keberkahan mahligai rumah tangga yang disertai naungan cinta Allah yang abadi subhanAllah yah sesuatu. J Jadi sahabat, kita ikut jalan cinta setan atau jalan cintanya Ali-Fatimah? Kalau jalan cinta setan yaa pacaran. Hati ini akan dikuasai oleh nafsu setan, kalau cinta Ali-Fatimah? Hakikat cinta sejatilah yang insyAllah akan didapatkan.
Semoga bermanfaat, semoga kita selalu panjang umur dalam kebaikan. Amin Allahuma aminJ





Tidak ada komentar:

Posting Komentar